Kamis, 03 September 2015

MAKALAH PENGERTIAN DAN MANFAAT PLANKTON


MAKALAH
PENGERTIAN DAN MANFAAT PLANKTON


OLEH
BAMBANG KUSTIAWAN









MENEJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul PENGERTIAN DAN MANFAAT PLANKTON. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Planktonologi.

Dalam Penulisan makalah ini penulis menyadari  masih terdaoat kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimilikian penulis mengharapkan  kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya, khususnya para pembaca makalah ini.  Aminn.


Sukabumi,     April  2014



Penulis

DAFTAR ISI


Halaman


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Plankton adalah jasad atau organisme yang hidup melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti pergerakan/ arus air. Plankton yang tergolong fitoplankton adalah jenis plankton yang umumnya beraktifitas pada pagi hingga siang hari. Hal ini dikarenakan fitoplankton merupakan jenis tumbuhan mikroskopis yang dapat berfotosintesis. Fitoplankton umumnya terdiri dari diatome dan dinoflagellata. (TAHRIN, 2009).
Salah satu masalah yang sampai saat ini masih merupakan faktor penyebab utama dari kegagalan usaha budidaya perikanan adalah adanya keterbatasan benih. Benih biasanya tidak sesuai dengan periode penebaran dan pemanenan, selain itu jumlahnya tidak mencukupi dan harganya relatif mahal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dibangun balai benih ikan agar dapat mensuplay benih ikan seperti yang diinginkan.
Kurangnya benih yang diperlukan untuk usaha budidaya dapat disebabkan tingginya kematian benih pada tingkat fase larva, terutama pada saat larva kehabisan kuning telur. Adapun salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah pemberian makanan alami.
Zooplankton merupakan salah satu makanan alami terbaik bagi anak ikan. Namun demikian tidak samua zooplankton bisa dijadikan makanan awal yang baik. Adapun makanan alami yang akan digunakan haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) tidak mengandung racun, 2) mempunyai ukuran yang lebih kecil dari bukaan mulut ikan, 3) mempunyai nilai gizi yang tinggi dan dapat dicerna oleh ikan, 4)terapung dan bergerak lambat sehingga mudah diperoleh dan  5) harganya murah dan disenangi oleh ikan.
Makanan alami yang dijadikan makanan hidup bagi anak ikan yang diambil langsung dari perairan umum kurang baik diberikan secara langsung pada anak ikan. Hal ini disebabkan masih banyaknya jenis parasit yang ikut tertangkap. Untuk itu sebaiknya dilakukan kultur tanggal lebih dahulu, sehingga makanan alami yang dikehendaki dapat tepat dalam jumlah dan waktu.
Untuk mendapatkan benih yang baik dan bermutu tinggi setiap pembenihan sebaiknya mempelajari sifat dan tingkah laku ikan serta makanan alami yang digunakan untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Untuk menumbuhkan makanan alami tersebut biasanya dilakukan dengan pemberian pupuk yang murah di dapatkan dan efesien. Salah satu pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk kandang. Yang dimaksud dengan pupuk kandang adalah kotoran yang berasal dari hewan ternak.
Selain pupuk kandang dapat pula ditambahkan pupuk organik cair. Alasan menggunakan pupuk organik cair karena dapat membantu menjaga kualitas air agar selalu dalam kondisi baik selain itu mengandung minera-mineral, protein dan unsure hara yang dapat menambah nutrisi untuk perkembangbiakan plankton.

1.2.Tujuan

Ada beberapa tujuan dibuatnya makalah ini diantaranya :
·         Memenuhi tugas mata kuliah planktonologi
·         Mempelajari komunitas plankton (fitoplamkton dan zooplankton)
·         Menambah pengetahuan dan wawasan tentang manfaat fitoplamkton dan zooplankton.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Plankton

Plankton adalah makhluk ( tumbuhan atau hewan ) yang hidupnya, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya terbatas sehingga mudah terbawa arus. Plankton berbeda dengan nekton yang berupa hewan yang memiliki kemampuan aktif berenang bebas, tidak tergantung pada arus air, contohnya : ikan, cumi-cumi, paus dll. Bentos adalah biota yang hidupnya melekat pada, menancap, merayap, atau membuat liang di dasar laut, contohnya : kerang, teripang, bintang laut, karang dll (WORDPRESS, 2009).
Menurut BORNFORTHESEA (2009), plankton adalah organisme yang hidupnya melayang atau mengambang di daerah pelagik. Namun demikian, ada juga plankton yang memiliki kemampuan renang cukup kuat sehingga dapat melakukan migrasi harian. Plankton adalah organisme atau makhluk hidup yang halus dan disebut pula sebagai jasad-jasad renik yang melayang di dalam air. Istilah plankton dari bahasa Yunani, yang artinya drifting, yaitu berarti plankton hanya dapat melayang di dalam kolam air, tidak bisa bergerak, dan hanya bergantung pada kecepatan arus (ADNAN, 2003).

2.2.  Klasifikasi Plankton

Menurut fungsinya plankton dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan utama, yaitu
  • fitoplankton,
  • zooplankton,
  • bakterioplankton, dan
  • virioplankton.
Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut fungsinya dapat dilihat dibawah ini :
a. Fitoplankton
            Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200µm (1 µm = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai. Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut.
            Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer. Bahan organic yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang terkandund didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi – cumi sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan.
b. Zooplankton
            Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya is sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.
            Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod, kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar Taut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau bentos.
c. Bakterioplankton
            Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Kini orang makin memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup sebagai plankton dan berperan penting dalam lour hara (nutrient cycle) dalam ekosistem Taut. la mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposes). Semua biota laut yang mati, akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses fotosintesis.
d. Virioplankton
            Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil (kurang dari 0,2 um) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati. Tetapi virus ini dapat pula memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya. Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.

2.3 Pengelompokan Plankton

a. Berdasarkan Ukuran
Menurut MURWANI (2009), pengelompokkan plankton berdasarkan ukuran, yaitu:
1.  Megaplankton         : plankton dengan ukuran20-200 cm
2.  Makroplankton        : plankton dengan ukuran 2-20 cm
3.  Mesoplankton         : plankton dengan ukuran 0,2-20 mm
4.  Mikroplankton        : plankton dengan ukuran 20-200 µm
5.   Nanoplankton         : plankton dengan ukuran 2-20 µm
6.   Pikoplankton          : plankton dengan ukuran kurang dari 2 µm
b. Berdasarkan Asal
Menurut HERAWATI (1984), berdasarkan asalnya plankton dapat dibedakan menjadi :
·     Autogenik   : plankton yang berasal dari perairan itu sendiri
·     Allogenik     : plankton yang berasal dari perairan lain
Menurut SOFA (2006), berdasarkan asal-usulnya, plankton dibedakan menjadi 2, yaitu:
·  Autoplankton          : plankton yang berasal dari habitat tersebut
·  Alloplankton           : plankton yang berasal dari luar habitat tersebut
c. Berdasarkan Siklus Hidup
Menurut HERAWATI (1984), plankton juga bisa diklasifikasikan berdasarkan siklus hidup dari organism tersebut, yaitu :
·  Holoplankton :
Holoplankton adalah plankton yang seluruh hidup tidak pernah keluar dari sifatnya sebagai plankton.
·  Meroplankton:
Meroplankton yaitu plankton yang mempunyai karakteristik hanya sementara saja dari siklus hidupnya bersifat sebagai plankton.
·  Tikoplankton :
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup di dasar sebagai bentos. Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton.
d)       Berdasarkan Sebaran Horizontal
·   Plankton neritik
·   Plankton oseanik
e)    Berdasarkan Sebaran Vertical
·   Epiplankton
Epiplankton adalah plankton yamh hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100m.
·  Mesoplankton
Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m.
·  Hipoplankton
Hipoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400m. Termasuk dalam kelompok ini adalah bathyplankton yang hidup pada kedalaman lebih dari 600m dan abyssoplankton yang hidup di lapisan yang paling dalam sampai 3000-4000m.
f. Berdasarkan Jenis Makanan
Menurut HERAWATI (1989), jenis plankton berdasarkan makanannya di bagi 2, yaitu:
1.     Plankton tanaman atau nabati disebut phytoplankton. Phytoplankton memiliki klorofil sehingga memungkinkan untuk melakukan fotosintesis.
2.     Zooplankton terdiri dari plankton yang makanannya bersifat holozoik, termasuk semua jenis plankton hewan.
            Berdasarkan kemampuan memmbuat makanan, plankton digolongkan menjadi 2 golongan utama, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton disebut juga plankton nabati adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung/melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.  Zooplankton ada yang hidup dipermukaan dan ada pula yang hidup diperairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam kepermukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (netton) atau yang hidup (bentos) (ARIANTI,  1997 dalam ASCONIWARA, 2009).

2.4 Peran dan Manfaat Plankton diperairan

Peranan Positif  Plankton
Seiring berjalannya berkembang pesatnya ilmu pengetahuan, penelitian mengenai  plankton pun banyak dilakukan. Melalui penelitian yang telah dilakukan terungkap manfaat- manfaat di perairan yang terdapat pada plankton. Plankton adalah pakan alami bagi biota air karena mengandung banyak karbohidrat dan  protein untuk pertumbuhannya. Ukuran plankton yang sesuai dengan ukuran mulut ikan kebanyakan. Kandungan protein dan karbohidrat yang terkandung dalam plankton juga tinggi. Juga perkembangan plankton yang tergolong cepat.
Plankton bisa menjadi peneduh yang melindungi biota air karena dapat merasa aman dari sifat kanibalisme. Semua biota air memakan fitoplankton sebagai produsen primer. Jika fitoplankton berjumlah sedikit atau sama sekali tidak ada, maka konsumen di perairan akan menjadi kanibalisme. Kehidupan plankton yang mengambang bisa meneduhkan  perairan karena sinar matahari sebagian terserap oleh fitoplankton yang akan digunakannya untuk berfotosintesis.
Fitoplankton dapat menambah kadar oksigen terlarut dalam air (DO) yang diberikan melalui proses fotosintesis, sehingga kadar oksigen terlarut bertambah. Namun hal itu hanya terjadi pada siang hari. Pada saat malam hari proses fotosintesis tidak terjadi karena tidak adanya cahaya matahari sehingga suplai oksigen berkurang. Dalam kondisi ini bakteri  pengurai bekerja secara anaerob. Zat yang dihasilkan bersifat toksik yang  berakibatkan buruk bagi organisme perairan. Namun pada siang hari pun terdapat kemungkinan proses fotosintesis tidak berjalan dengan baik karena nilai TDS (ukuran zat terlarut baik bahan organic maupun anorganik yang terdapat pada sebuah larutan) yang tinggi. Jika nilai TDS tinggi maka penetrasi cahaya akan berkurang akibatnya proses fotosintesis juga akan berkurang. Beberapa plankton dapat menurunkan zat beracun. Dengan cara mengikat zat - zat  beracun juga timbal logam yang terkandung di perairan tersebut lalu mengendapkannya di bawah.
Plankton dapat menjaga kestabilan suhu air. Plankton hidup mengambang dan juga  plankton tersebut menutupi permukaan di perairan sehingga biota laut yang ada di dalamnya terlindungi karena fitoplankton membutuhkan sinar matahari untuk  berfotosintesis, sehingga sinar matahari tidak langsung masuk ke dalam air, jadi suhunya dapat distabilkan. Plankton sebagai katalisator penyerap karbon. Phytoplankton berada dalam berbagai  bentuk dan simbion, sehingga perannya sangat vital dalam kehidupan dan rantai energi di laut. Misalnya,phytoplankton jenis zooxanthellae melakukan simbiosis dengan binatang karang dan mampu menyerap CO2  menjadi karbonat yang selanjutnya tersimpan dalam  bentuk kerangka kapur. Sebagian besar phytoplankton akan segera mati dan tergantikan oleh proses reproduksi. Jika bisa dikendalikan, sejumlah besar phytoplankton yang sudah menyerap CO2,  bisa dikirim ke dasar laut sebagai karbon. Saat ini banyak penelitian para ahli untuk mengembangkan cara menampung CO2 melalui phytoplankton dan menyimpan di dasar laut.
 Secara tidak langsung plankton membantu proses terciptanya awan. Para ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan plankton secara tidak langsung dapat membuat awan yang dapat menahan sebagian sinar matahari yang merugikan. Ketika matahari menyinari lautan, lapisan atas laut (sekitar 25 meter dari permukaan laut) memanas, dan menyebabkan perbedaan suhu yang cukup tinggi dengan lapisan laut di bawahnya. Lapisan atas dan bawah tersebut terpisah dan tidak saling tercampur. Plankton hidup di lapisan atas, tapi nutrisi yang diperlukan oleh plankton terdapat lebih banyak di lapisan  bawah laut. Karenanya, plankton mengalami malnutrisi.Akibat kondisi malnutrisi ditambah dengan suhu air yang panas, plankton mengalami stress sehingga lebih rentan terhadap sinar ultraviolet yang dapat merusaknya. Karena rentan terhadap sinar ultraviolet, plankton mencoba melindungi diri dengan menghasilkan zat dimethylsulfoniopropionate (DMSP) yang berfungsi untuk menguatkan dinding sel mereka. Zat ini jika terurai ke air akan menjadi zat dimethylsulfide (DMS). DMS kemudian terlepas dengan sendirinya dari permukaan laut ke udara. Di atmosfer, DMS  bereaksi dengan oksigen sehingga membentuk sejenis komponen sulfur. Komponen sulfur DMS itu kemudian saling melekat dan membentuk partikel kecil seperti debu. Partikel-partikel kecil tersebut kemudian memudahkan uap air dari laut untuk  berkondensasi dan membentuk awan. Jadi, secara tidak langsung, plankton membantu menciptakan awan. Awan yang terbentuk menyebabkan semakin sedikit sinar ultraviolet yang mencapai permukaan laut, sehingga plankton pun terbebas dari gangguan sinar ultraviolet.
Peranan Negatif Plankton
Selain memiliki dampak positif, plankton pun memiliki dampak negatif yang merugikan bagi  bidang perairan, yaitu :
1.      Banyaknya bangkai zooplankton yang mengendap didasar tanah dapat menjadi racun.  bangkai zooplankton yang mati bisa disebabkan karena bangkai plankton yang mati akan terurai, jika bangkai zooplankton teurai secara anaerob akan menghasilkan beberapa gas seperti H2S, NH3
2.      Heterosigma akashiwa,  plankton ini dapat membuat pernafasan ikan menjadi tersendat karena plankton ini menempel di insang.
3.      Heterosigma akashiwa, mengandung hydrogen peroksida yang mempengaruhi insang ikan dan menutup pada respirasi mereka sehingga menghalangi oksigen yang masuk kedalam insang ikan. 3.
4.      Fitoplankton menyebabkan blooming. Blooming merupakan fenomena yang terjadi akibat ledakan perkembangan yang begitu cepat dari sejenis fitoplankton. Biasanya dari kelompok dinoflagellata (phyrropyta). Blooming mengakibatkan penurunan produktivitas  perairan dan kematian pada ikan.
5.      SELENIUM dan ZINC, Menghambat proses penuaan, membantu masalah menopause, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah kanker, meningkatkan produksi sperma yang sehat dan aktif, menguatkan tissu jantung, memelihara fungsi ginjal, memelihara prostat, memperbaiki daya seksual.

2.5 Keanekaragaman Jenis

·         Chlorophyta (alga hijau)
Chlorella.sp
                 Merupakan kelompok alga yang paling beragam karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. Pigmen yang dimilikinya adalah klorofil yang mengandung karoten. Banyak terdapat di danau, kolam tetapi sebagian ada juga yang hidup di laut. Beberapa contoh alga hijau yang sering Anda jumpai di kolam sekitarmu antara lain:
1)      Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak
a)      Chlorella
Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuh mikroskopis, bentuk bulat, berkembangbiak dengan pembelahan sel. Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”. Pengembangannya saat ini di kolam-kolam (contohnya di Pasuruan)
b)      Chlorococcum
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk. Reproduksi dengan membentuk zoospora (secara aseksual)
2)      Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak
a)      Chlamidomonas
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan kloroplas. Pada kloroplas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung.
Reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora dan reproduksi seksual dengan konjugasi (perhatikan gambar berikut ini).
3)      Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
Contohnya ialah Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar dan koloninya berbentuk seperti jala. Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi. Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni baru. Sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.
4)      Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak
Volvox merupakan contoh alga ini yang dapat ditemukan di air tawar. Koloni berbentuk bola jumlah antara 500 - 5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan konjugasi sel-sel gamet.
5)      Chlorophyta berbentuk benang
Contoh dari ganggang ini adalah Spyrogyra. Ganggang ini didapatkan di sekitar kita yaitu di perairan. Bentuk tubuh seperti benang, dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi.
Selain itu contoh lain adalah Oedogonium. Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di dasar perairan. Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut Oogonium
·         Chrysophyta (ganggang keemasan)           
                         Ephitemia zebra sebagai contoh dari diatome
Ganggang keemasan (chrysophyta) merupakan alga yang hidup di air tawar dan ada yang hidup di air laut. Tubuh ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Alga ini digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu:
1)      Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic.
Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru.
2)      Kelas alga keemasan (Chrysophyceae)
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.
3)      Kelas Diatom (Bacillariophyceae)
Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah, got atau parit. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca). Reproduksi secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri.
Contohnya: Navicula, Pannularia dan Cyclotella.
·         Alga Api (Pyrrhophyta)
Peridinium sp.
Alga yang termasuk alga api ini disebut Dino Flagellata, tubuh tersusun atas satu sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif. Ciri yang utama bahwa di sebelah luar terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel. Alga api berkembangbiak dengan membelah diri, kebanyakan hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar.
Contohnya adalah Perodinium sp. Alga api yang hidup di laut memiliki sifat fosforesensi yaitu memiliki fosfor yang memancarkan cahaya
   d. Euglenophyta
 Euglena viridis 
Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mirip hewan karena tidak berdinding sel dan mempunyai alat gerak berupa flagel sehingga dapat bergerak bebas. Mirip tumbuhan karena memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis. Hidup di air tawar, dalam tanah dan tempat lembab, contohnya: Euglena.
Euglena terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel oval memanjang, pada mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk bergerak. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma) yang gunanya untuk membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir kloroplas yang berisi klorofil. Oleh karena itu Euglena berwarna hijau. Contohnya Euglena viridis.
Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan cara fotosintesis dan juga dapat memakan zat-zat organik. Karena Euglena mampu melakukan fotosintesis maka dikatakan hidup secara fotoautotrof. Di samping itu dikatakan juga sebagai heterotrof karena memakan bahan organik yang tersedia. Cara berkembang biak yaitu dengan membelah diri yang disebut pembelahan biner.
e. Cyanophyta (alga hijau-biru   
Oschillatoria sp.                                      Crhooccocus sp.

Ganggang hijau biru adalah organisme prokariotik dan karenanya tidak terikat membran organel. Lebih erat kaitannya dengan bakteri daripada algae lain, mereka sering disebut sebagai cyanobacteria. Mereka terjadi di laut, air tawar dan habitat darat. Cyanophyta merupakan komponen penting dalam siklus nitrogen dan produsen.
Cyanophyta [dalam bahasa Yunani, siano = biru-hijau, dan myx = lendir]: ini terjadi di uniseluler, berserabut, dan bentuk-bentuk kolonial, dan sebagian besar tertutup dalam sarung mucilaginous baik secara perorangan maupun di koloni. Sebagian besar dari biru-hijau planktonic terdiri dari anggota Chroococcaceae keluarga coccoid (misalnya, Anacystis = Microcystis, Gomphosphaeria = Coelosphaerium, dan Coccochloris) dan keluarga berserabut Oscillatoriaceae, Nostocaceae, dan Rivulariaceae (misalnya, Oscillatoria, Lyngbya, Aphanizomenon [3 -- 6 μm], Anabaena)
Cyanobacteria ditemukan di hampir semua habitat yang bisa dibayangkan, dari samudera ke air tawar ke batu sampai tanah. Mereka bisa bersel tunggal atau koloni. Koloni dapat membentuk filamen ataupun lembaran. Cyanobacteria termasuk uniselular, koloni, dan bentuk filamen. Beberapa koloni filamen memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang berbeda: sel vegetatif adalah yang normal, sel fotosintesis pada kondisi lingkungan yang baik, dan tipe heterokista yang berdinding tebal yang mengandung enzim nitrogenase. Setiap individu sel umumnya memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan Gram negatif. Cyanobacteria tidak memiliki flagela. Mereka bergerak dengan meluncur sepanjang permukaan. Kebanyakan cyanobacteria ditemukan di air tawar, sedangkan lainnya tinggal di lautan, terdapat di tanah lembab, atau bahkan kadang-kadang melembabkan batuan di gurun. Beberapa bersimbiosis dengan lumut kerak, tumbuhan, berbagai jenis protista, atau spons dan menyediakan energi bagi inang.
                                        1. Actinastrum hantzschii
Actinastrum hantzschii ( Perbesaran: 100X )
Klasifikasi
Divisi       : Chlorophyta
Class       : Chlorophyceae
Ordo        : Chlorococcales
Famili       : Scenedesmaceae
Genus      : Actinastrum
Speseies  : Actinastrum hantzschii
(Toshihiko Wizuno, 1970)

Ciri-ciri:
  • sel dan koloni tanpa selabung gelatin yang mencolok
  • sel memanjang membentuk koloni 4,8, atau 16 memancar dari pusat
  • tubuh sel berbentuk silinder atau dalam bentuk gelondong panjang
  • tersusun secara radial dengan menempel satu sisi ke sisi lain
(Charles C. Davies, 1955)
2. Navicula laterostrata
Navicula laterostrata ( Perbesaran: 100X )
Klasifikasi
Division: Chrysophyta
Class    : Bacillariophyceae
Ordo     : Pennales
Famili    : Naviculaceae
Genus   : Navicula
Species : Navicula laterostrata
(Toshihiko Wizuno, 1970)
Ciri-ciri:
  • bentuk memenjang simetri bilateral
  • kedua ujung mengecil dan menbulat
  • ukuran sedang dengan bagian tengan membuncit
3. Pediastrum biwae
 Pediastrum biwae (perbesaran 100x)
Klasifikasi
Division: Chlorophyta
Class    : Chlorophyceae
Ordo     : Chlorococcales
Famili    : Hidrodictyaceae
Genus   : Pediastrum
Species : Pediastrum biwae
(Toshihiko Wizuno, 1970)
Ciri-ciri
  • sel dan koloni tanpa selabung gelatin yang mencolok
  • sel membentuk seperti piring datar melingkar
  • sel tubuh dalam bentuk poligonal, dengan tanduk menyerupai tonjolan
(Charles C. Davies, 1955)
4. Scenedesmus ellipsoideus
Scenedesmus ellipsoideus (perbesaran 100X)

Klasifikasi
Divisi              : Chlorophyta
Class              : Chlorophyceae
Order              : Chlorococcales
Family             : Scenedesmaceae
Genus             : Scenedesmus
Spesies           : Scenedesmus ellipsoideus
(Toshihiko Wizuno, 1970)

Ciri-ciri
  • berwarna hijau terang
  • kosmopolitan (air tawar, payau, asin)
  • dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau hemiselulosa
  • memiliki flagela dapat bergerak sedikit
  • bentuk flagel isokontae
  • jumlah dan letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral)
5. Crhoococcus dispersus
Crhoococcus dispersus (perbesaran 100x)
Klasifikasi
Division: Cyanophyta
Class    : Cyanophytaceae
Ordo     : Chroococcales
Famili    : Chroococcaceae
Genus   : Crhoococcus
Species : Crhoococcus dispersus
(Toshihiko Wizuno, 1970)

Ciri-ciri
  • terdiri dari satu sel atau koloni yang relatif kecil
  • sel sebagian besar semi bulat
  • memiliki selubung yang biasanya terlihat jelas
6. Synedra flugens
Synedra flugens (perbesaran 100X)
Klasifikasi
Division         : Ochrophyta
Class             :  Fragilariophyceae              
Order             : Fragilariales             
 Family           : Fragilariaceae       
Genus            : Synedra      
Species          : Synedra flugens

Ciri-ciri 
  • berbentuk memanjang seperti jarum
  • Bisa hidup secara individu ataupun koloni
  • jika berkoloni, akan berkumpul pada satu titik digumpalan lendir yang dikeluarkan dari pori-porinya
  • spesies tertentu memiliki 2 tanduk pendek atau duri yang menonjol tepat diatas katup pori-pori
  • hidup di air tawar seperti danau atau waduk
7. Pinnularia braunii
Pinnularia braunii (perbesaran 100X)
Klasifikasi
Division         : Ochrophyta 
Class             : Bacillariophyceae               
Order             : Naviculales
Family            : Pinnulariaceae
Genus            : Pinnularia
Species          : Pinnularia braunii

Ciri-ciri 
  • Pinnularia termasuk organisme uniseluler. 
  • Dinding sel tersusun atas zat pectic pada kerangka silika yang kaku. 
  • Dinding mereka terdiri dari dua bagian yang disebut katup (hipoteka dan epiteka)
  • terdapat  dua kloroplas hadir di sepanjang sisi sel, dan mengandung klorofil a, c, beta-karoten dan fucoxanthin pigmen.
 8. Gomphonema  olivaceum     
                         
 
Gomphonema  olivaceum (perbesaran 100x)
(Sumber : dokumen pribadi) 
Klasifikasi
Division         : Ochrophyta              
Class             ; Bacillariophyceae               
Order            : Cymbellales 
Family           : Gomphonemataceae         
Genus             : Gomphonema       
Species         : Gomphonema  olivaceum
Ciri-ciri 
  •  Sel berbentuk baji dalam tampilan korset dengan pseudosepta terlihat
9. Eucoconeis sp
Eucoconeis sp (perbesaran 100X)
Klasifikasi
Division          : Ochrophyta 
Class              : Bacillariophyceae               
Order              : Achnanthales
Family             : Achnanthidiaceae
Genus             : Eucoconeis
 Species         : Eucoconeis sp

Ciri-ciri
  • Hidup soliter
  •  terdapat satu kloroplas ditengah
  • Sel berbentuk elips, terdapat garis dengan tiang bulat atau bercotok dan mantel yang relatif dalam.
10. Nitzschia scalaris
Nitzschia scalaris (perbesaran 100X)
Klasifikasi
Division         : Ochrophyta 
Class             : Bacillariophyceae               
Order             : Bacillariales           
Family            : Bacillariaceae        
Genus            : Nitzschia    
Species          : Nitzschia scalaris
Ciri-ciri 
  • Berbentuk seperti baling-baling
  • Dapat menghasilkan jesenis racun saraf yang dikenal dengan domoic
  • Memiliki toleransi tinggi terhadap salinitas
11. Nitzschia capitalia
Nitzschia capitalia (perbesaran 100X)
  Klasifikasi
Division         : Ochrophyta 
Class             : Bacillariophyceae               
Order            : Bacillariales             
Family           : Bacillariaceae          
Genus            : Nitzschia      
 Species         : Nitzschia capitalia
ciri-ciri
  •  Sel soliter
  •  Katup bilateral simetris
12. Ephitemia zebra
Ephitemia zebra (perbesaran 100X)
Klasifikasi
Division         : Ochrophyta
Class             : Bacillariophyceae               
Order            : Rhopalodiales
Family           :  Rhopalodiaceae
Genus            : Ephitemia   
 Species         : Ephitemia zebra
13. Mastogonia smithii
Mastogonia smithii (perbesaran 100X)
Klasifikasi
Division         : Ochrophyta              
Class             : Bacillariophyceae               
Order             :Pennales
Family            : Mastoginiceae       
Genus            : Mastogonia
 Species         : Mastogonia smithii

Ciri-ciri 
  • Organisme uniseluler
  • bersifat kosmopolitan
  • Dinding sel tersusun atas silikat dan karbon
14. Asterionella sp
Asterionella sp (perbesaran 100x)
 
Klasifikasi   
Division          : Ochrophyta              
Class              : Bacillariophyceae               
Order              :Pennales
Family            : Asterionellaceae   
Genus            : Asterionella
Species         : Asterionella sp
ciri- ciri 
  • dapat berfotosintesis
  • berbentuk lingkaran menyerupai bintang

15.  Achantes brevipes
Achantes brevipes (perbesaran 100x)

Klasifikasi
Division          : Ochrophyta 
Class              : Bacillariophyceae               
Order              : Achnanthales
Family            : Achnanthidiaceae
Genus            : Achantes
 Species         : Achantes brevipes

Ciri-ciri
  • Sel yang heterovalvar dan tertekuk 
  •  Hidup soliter (kadang-kadang membentuk rantai pendek) 
16. Melosira italica
Melosira italica (perbesaran 100X)
Klasifikasi  
Division        : Ochrophyta 
Class            : Bacillariophyceae
Order            : Coscinodiscophycidae
Family           : Melosirales
Genus           : Melosira
Species         : Melosira italica

ciri-ciri 
  • -       Sel berbentuk silinder
  • -       Katup datar dan ditutupi dengan duri kecil atau butiran.
  • -       Diameter katup 4-24 µm dan ketinggian mantel adalah 9-20 µm.
17. Meridion circulare 
 
Meridion circulare 
(Sumber : www.sharkan.net)
Klasifikasi
Division         : Ochrophyta 
Class             : Bacillariophyceae
Order              : Fragilariales
Family            : Fragilariaceae
Genus            : Meridion
Species         : Meridion circulare
ciri-ciri 
  • Sel berbentuk seperti pemukul bola (katup linear-clavate), 
  • Jika bergabung akan membentuk koloni yang berbentuk kipas. (westerndiatoms.colorado.edu)
18. Neidium affine

Neidium affine (perbesaran 100x)
Klasifikasi
Division          : Ochrophyta 
Class              : Bacillariophyceae
Order              : Naviculales
Family            : Neidiaceae
Genus            : Neidium
Species         : Neidium affine

Ciri-ciri :
  • Katup linear elips, dengan panjang 82-110 µm.  
     (Sumber :craticula.ncl.ac.uk)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

            Plankton merupakan  makhluk ( tumbuhan atau hewan ) yang hidupnya, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya terbatas sehingga mudah terbawa arus. Plankton berbeda dengan nekton yang berupa hewan yang memiliki kemampuan aktif berenang bebas, tidak tergantung pada arus air. Plankton memiliki banyak manfaat diperairan, seperti untuk pakan ikan, Penambahan DO, penstabil kualitas air dan sebagainya.

3.2. Saran

            Kritik  dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis menyadari tanpa ada saran dan perbaikan, penulis tidak dapat mengkoreksi keberhasilan pembuatan makalah ini.