MAKALAH
PENGERTIAN DAN MANFAAT
PLANKTON
OLEH
BAMBANG
KUSTIAWAN
MENEJEMEN SUMBERDAYA
PERAIRAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul PENGERTIAN DAN MANFAAT
PLANKTON. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Planktonologi.
Dalam
Penulisan makalah ini penulis menyadari
masih terdaoat kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimilikian penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semuanya, khususnya para pembaca makalah ini. Aminn.
Sukabumi, April
2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Plankton adalah jasad atau
organisme yang hidup melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit
dan selalu mengikuti pergerakan/ arus air. Plankton yang tergolong fitoplankton
adalah jenis plankton yang umumnya beraktifitas pada pagi hingga siang hari. Hal
ini dikarenakan fitoplankton merupakan jenis tumbuhan mikroskopis yang dapat
berfotosintesis. Fitoplankton umumnya terdiri dari diatome dan dinoflagellata.
(TAHRIN, 2009).
Salah satu masalah yang
sampai saat ini masih merupakan faktor penyebab utama dari kegagalan usaha
budidaya perikanan adalah adanya keterbatasan benih. Benih biasanya tidak
sesuai dengan periode penebaran dan pemanenan, selain itu jumlahnya tidak
mencukupi dan harganya relatif mahal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
perlu dibangun balai benih ikan agar dapat mensuplay benih ikan seperti yang
diinginkan.
Kurangnya benih yang
diperlukan untuk usaha budidaya dapat disebabkan tingginya kematian benih pada
tingkat fase larva, terutama pada saat larva kehabisan kuning telur. Adapun
salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah pemberian makanan
alami.
Zooplankton merupakan salah
satu makanan alami terbaik bagi anak ikan. Namun demikian tidak samua
zooplankton bisa dijadikan makanan awal yang baik. Adapun makanan alami yang
akan digunakan haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) tidak
mengandung racun, 2) mempunyai ukuran yang lebih kecil dari bukaan mulut ikan,
3) mempunyai nilai gizi yang tinggi dan dapat dicerna oleh ikan, 4)terapung dan
bergerak lambat sehingga mudah diperoleh dan 5) harganya murah dan
disenangi oleh ikan.
Makanan alami yang
dijadikan makanan hidup bagi anak ikan yang diambil langsung dari perairan umum
kurang baik diberikan secara langsung pada anak ikan. Hal ini disebabkan masih
banyaknya jenis parasit yang ikut tertangkap. Untuk itu sebaiknya dilakukan
kultur tanggal lebih dahulu, sehingga makanan alami yang dikehendaki dapat
tepat dalam jumlah dan waktu.
Untuk mendapatkan benih
yang baik dan bermutu tinggi setiap pembenihan sebaiknya mempelajari sifat dan
tingkah laku ikan serta makanan alami yang digunakan untuk menjamin
kelangsungan hidupnya. Untuk menumbuhkan makanan alami tersebut biasanya
dilakukan dengan pemberian pupuk yang murah di dapatkan dan efesien. Salah satu
pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk kandang. Yang dimaksud dengan pupuk
kandang adalah kotoran yang berasal dari hewan ternak.
Selain pupuk kandang dapat
pula ditambahkan pupuk organik cair. Alasan menggunakan pupuk organik cair
karena dapat membantu menjaga kualitas air agar selalu dalam kondisi baik
selain itu mengandung minera-mineral, protein dan unsure hara yang dapat
menambah nutrisi untuk perkembangbiakan plankton.
1.2.Tujuan
Ada beberapa tujuan dibuatnya makalah ini
diantaranya :
·
Memenuhi tugas mata kuliah planktonologi
·
Mempelajari komunitas plankton (fitoplamkton
dan zooplankton)
·
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang
manfaat fitoplamkton dan zooplankton.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Plankton
Plankton adalah makhluk (
tumbuhan atau hewan ) yang hidupnya, mengambang, atau melayang di dalam air
yang kemampuan renangnya terbatas sehingga mudah terbawa arus. Plankton berbeda
dengan nekton yang berupa hewan yang memiliki kemampuan aktif berenang bebas,
tidak tergantung pada arus air, contohnya : ikan, cumi-cumi, paus dll. Bentos
adalah biota yang hidupnya melekat pada, menancap, merayap, atau membuat liang
di dasar laut, contohnya : kerang, teripang, bintang laut, karang dll (WORDPRESS,
2009).
Menurut BORNFORTHESEA
(2009), plankton adalah organisme yang hidupnya melayang atau
mengambang di daerah pelagik. Namun demikian, ada juga plankton yang memiliki
kemampuan renang cukup kuat sehingga dapat melakukan migrasi harian. Plankton
adalah organisme atau makhluk hidup yang halus dan disebut pula sebagai
jasad-jasad renik yang melayang di dalam air. Istilah plankton dari bahasa
Yunani, yang artinya drifting, yaitu berarti plankton hanya dapat melayang di
dalam kolam air, tidak bisa bergerak, dan hanya bergantung pada kecepatan
arus (ADNAN, 2003).
2.2. Klasifikasi Plankton
Menurut fungsinya plankton
dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan utama, yaitu
- fitoplankton,
- zooplankton,
- bakterioplankton, dan
- virioplankton.
Penjelasan klasifikasi
jenis plankton menurut fungsinya dapat dilihat dibawah ini :
a. Fitoplankton
Fitoplankton
disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau
melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200µm (1 µm = 0,001mm).
fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang
berbentuk rantai. Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat
tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna
pada air laut.
Fitoplankton
mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat
menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga
mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena
mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai
primer producer. Bahan organic yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber
energi untuk menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang
terkandund didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan
laut seperti udang, ikan, cumi – cumi sampai ikan paus yang berukuran raksasa
bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui
rantai makanan.
b. Zooplankton
Zooplankton,
disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau
melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya
sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik,
yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan
inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya is sangat bergantung
pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton
lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.
Ukurannya
yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar
misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang
paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid
(mysid), amfipod (amphipod, kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai
mulai dari perairan pantai, perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan
di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Zooplankton
ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula
yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan.
Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar
Taut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika
masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat
hidupnya yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau bentos.
c. Bakterioplankton
Bakterioplankton,
adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Kini orang makin memahami bahwa
bakteri pun banyak yang hidup sebagai plankton dan berperan penting dalam lour hara
(nutrient cycle) dalam ekosistem Taut. la mempunyai ciri yang khas, ukurannya
sangat halus (umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak
mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem
laut adalah sebagai pengurai (decomposes). Semua biota laut yang mati, akan
diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat,
silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan didaur-ulangkan dan
dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses fotosintesis.
d. Virioplankton
Virioplankton
adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil
(kurang dari 0,2 um) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton
dan fitoplankton, sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak
menunjukkan kegiatan hayati. Tetapi virus ini dapat pula memecahkan dan
mematikan sel-sel inangnya. Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak
mengkaji virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai
fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem
laut.
2.3 Pengelompokan
Plankton
a. Berdasarkan
Ukuran
Menurut MURWANI (2009), pengelompokkan
plankton berdasarkan ukuran, yaitu:
1. Megaplankton : plankton dengan ukuran20-200 cm
2. Makroplankton : plankton dengan ukuran 2-20 cm
3. Mesoplankton : plankton dengan ukuran 0,2-20 mm
4. Mikroplankton :
plankton dengan ukuran 20-200 µm
5. Nanoplankton : plankton dengan ukuran 2-20 µm
6. Pikoplankton : plankton dengan ukuran kurang
dari 2 µm
b. Berdasarkan Asal
Menurut HERAWATI (1984), berdasarkan
asalnya plankton dapat dibedakan menjadi :
· Autogenik
: plankton yang berasal dari perairan itu sendiri
· Allogenik
: plankton yang berasal dari perairan lain
Menurut SOFA (2006), berdasarkan
asal-usulnya, plankton dibedakan menjadi 2, yaitu:
· Autoplankton
: plankton yang berasal dari habitat tersebut
· Alloplankton
: plankton yang
berasal dari luar habitat tersebut
c. Berdasarkan
Siklus Hidup
Menurut HERAWATI (1984), plankton
juga bisa diklasifikasikan berdasarkan siklus hidup dari organism tersebut, yaitu
:
· Holoplankton :
Holoplankton adalah plankton yang
seluruh hidup tidak pernah keluar dari sifatnya sebagai plankton.
· Meroplankton:
Meroplankton yaitu plankton yang
mempunyai karakteristik hanya sementara saja dari siklus hidupnya bersifat
sebagai plankton.
· Tikoplankton :
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton
yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup di dasar sebagai
bentos. Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa
arus mengembara sementara sebagai plankton.
d) Berdasarkan Sebaran
Horizontal
· Plankton neritik
· Plankton oseanik
e) Berdasarkan Sebaran
Vertical
· Epiplankton
Epiplankton adalah plankton yamh hidup di
lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100m.
· Mesoplankton
Mesoplankton yakni plankton yang hidup di
lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m.
· Hipoplankton
Hipoplankton adalah plankton yang hidupnya
pada kedalaman lebih dari 400m. Termasuk dalam kelompok ini adalah
bathyplankton yang hidup pada kedalaman lebih dari 600m dan abyssoplankton yang
hidup di lapisan yang paling dalam sampai
3000-4000m.
f. Berdasarkan Jenis Makanan
Menurut HERAWATI (1989), jenis
plankton berdasarkan makanannya di bagi 2, yaitu:
1. Plankton
tanaman atau nabati disebut phytoplankton. Phytoplankton memiliki klorofil
sehingga memungkinkan untuk melakukan fotosintesis.
2. Zooplankton
terdiri dari plankton yang makanannya bersifat holozoik, termasuk semua jenis
plankton hewan.
Berdasarkan
kemampuan memmbuat makanan, plankton digolongkan menjadi 2 golongan utama,
yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton disebut juga plankton nabati
adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung/melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Zooplankton ada yang hidup dipermukaan dan ada
pula yang hidup diperairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi
vertikal harian dari lapisan dalam kepermukaan. Hampir semua hewan yang mampu
berenang bebas (netton) atau yang hidup (bentos) (ARIANTI, 1997 dalam ASCONIWARA, 2009).
2.4 Peran dan Manfaat Plankton diperairan
Peranan Positif Plankton
Seiring berjalannya berkembang
pesatnya ilmu pengetahuan, penelitian mengenai
plankton pun banyak dilakukan. Melalui penelitian yang telah dilakukan
terungkap manfaat- manfaat di perairan yang terdapat pada plankton. Plankton
adalah pakan alami bagi biota air karena mengandung banyak karbohidrat dan protein untuk pertumbuhannya. Ukuran plankton
yang sesuai dengan ukuran mulut ikan kebanyakan. Kandungan protein dan
karbohidrat yang terkandung dalam plankton juga tinggi. Juga perkembangan
plankton yang tergolong cepat.
Plankton bisa menjadi peneduh
yang melindungi biota air karena dapat merasa aman dari sifat kanibalisme.
Semua biota air memakan fitoplankton sebagai produsen primer. Jika fitoplankton
berjumlah sedikit atau sama sekali tidak ada, maka konsumen di perairan akan
menjadi kanibalisme. Kehidupan plankton yang mengambang bisa meneduhkan perairan karena sinar matahari sebagian
terserap oleh fitoplankton yang akan digunakannya untuk berfotosintesis.
Fitoplankton dapat menambah
kadar oksigen terlarut dalam air (DO) yang diberikan melalui proses
fotosintesis, sehingga kadar oksigen terlarut bertambah. Namun hal itu hanya
terjadi pada siang hari. Pada saat malam hari proses fotosintesis tidak terjadi
karena tidak adanya cahaya matahari sehingga suplai oksigen berkurang. Dalam
kondisi ini bakteri pengurai bekerja
secara anaerob. Zat yang dihasilkan bersifat toksik yang berakibatkan buruk bagi organisme perairan.
Namun pada siang hari pun terdapat kemungkinan proses fotosintesis tidak
berjalan dengan baik karena nilai TDS (ukuran zat terlarut baik bahan organic
maupun anorganik yang terdapat pada sebuah larutan) yang tinggi. Jika nilai TDS
tinggi maka penetrasi cahaya akan berkurang akibatnya proses fotosintesis juga
akan berkurang. Beberapa plankton dapat menurunkan zat beracun. Dengan cara
mengikat zat - zat beracun juga timbal
logam yang terkandung di perairan tersebut lalu mengendapkannya di bawah.
Plankton dapat menjaga
kestabilan suhu air. Plankton hidup mengambang dan juga plankton tersebut menutupi permukaan di
perairan sehingga biota laut yang ada di dalamnya terlindungi karena
fitoplankton membutuhkan sinar matahari untuk
berfotosintesis, sehingga sinar matahari tidak langsung masuk ke dalam
air, jadi suhunya dapat distabilkan. Plankton sebagai katalisator penyerap
karbon. Phytoplankton berada dalam berbagai
bentuk dan simbion, sehingga perannya sangat vital dalam kehidupan dan
rantai energi di laut. Misalnya,phytoplankton jenis zooxanthellae melakukan
simbiosis dengan binatang karang dan mampu menyerap CO2 menjadi karbonat yang selanjutnya tersimpan
dalam bentuk kerangka kapur. Sebagian
besar phytoplankton akan segera mati dan tergantikan oleh proses reproduksi.
Jika bisa dikendalikan, sejumlah besar phytoplankton yang sudah menyerap CO2, bisa dikirim ke dasar laut sebagai karbon.
Saat ini banyak penelitian para ahli untuk mengembangkan cara menampung CO2
melalui phytoplankton dan menyimpan di dasar laut.
Secara tidak langsung plankton membantu proses
terciptanya awan. Para ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan plankton secara
tidak langsung dapat membuat awan yang dapat menahan sebagian sinar matahari
yang merugikan. Ketika matahari menyinari lautan, lapisan atas laut (sekitar 25
meter dari permukaan laut) memanas, dan menyebabkan perbedaan suhu yang cukup
tinggi dengan lapisan laut di bawahnya. Lapisan atas dan bawah tersebut
terpisah dan tidak saling tercampur. Plankton hidup di lapisan atas, tapi
nutrisi yang diperlukan oleh plankton terdapat lebih banyak di lapisan bawah laut. Karenanya, plankton mengalami
malnutrisi.Akibat kondisi malnutrisi ditambah dengan suhu air yang panas,
plankton mengalami stress sehingga lebih rentan terhadap sinar ultraviolet yang
dapat merusaknya. Karena rentan terhadap sinar ultraviolet, plankton mencoba
melindungi diri dengan menghasilkan zat dimethylsulfoniopropionate (DMSP) yang
berfungsi untuk menguatkan dinding sel mereka. Zat ini jika terurai ke air akan
menjadi zat dimethylsulfide (DMS). DMS kemudian terlepas dengan sendirinya dari
permukaan laut ke udara. Di atmosfer, DMS
bereaksi dengan oksigen sehingga membentuk sejenis komponen sulfur.
Komponen sulfur DMS itu kemudian saling melekat dan membentuk partikel kecil
seperti debu. Partikel-partikel kecil tersebut kemudian memudahkan uap air dari
laut untuk berkondensasi dan membentuk
awan. Jadi, secara tidak langsung, plankton membantu menciptakan awan. Awan
yang terbentuk menyebabkan semakin sedikit sinar ultraviolet yang mencapai
permukaan laut, sehingga plankton pun terbebas dari gangguan sinar ultraviolet.
Peranan Negatif
Plankton
Selain memiliki
dampak positif, plankton pun memiliki dampak negatif yang merugikan bagi bidang perairan, yaitu :
1. Banyaknya bangkai zooplankton yang mengendap didasar
tanah dapat menjadi racun. bangkai
zooplankton yang mati bisa disebabkan karena bangkai plankton yang mati akan
terurai, jika bangkai zooplankton teurai secara anaerob akan menghasilkan
beberapa gas seperti H2S, NH3
2. Heterosigma akashiwa, plankton ini dapat membuat pernafasan ikan
menjadi tersendat karena plankton ini menempel di insang.
3. Heterosigma akashiwa, mengandung hydrogen peroksida
yang mempengaruhi insang ikan dan menutup pada respirasi mereka sehingga
menghalangi oksigen yang masuk kedalam insang ikan. 3.
4. Fitoplankton menyebabkan blooming. Blooming
merupakan fenomena yang terjadi akibat ledakan perkembangan yang begitu cepat
dari sejenis fitoplankton. Biasanya dari kelompok dinoflagellata (phyrropyta).
Blooming mengakibatkan penurunan produktivitas
perairan dan kematian pada ikan.
5. SELENIUM dan ZINC, Menghambat proses penuaan,
membantu masalah menopause, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah kanker,
meningkatkan produksi sperma yang sehat dan aktif, menguatkan tissu jantung, memelihara
fungsi ginjal, memelihara prostat, memperbaiki daya seksual.
2.5
Keanekaragaman Jenis
Chlorella.sp
Merupakan kelompok alga yang paling beragam karena ada yang
bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. Pigmen yang dimilikinya adalah
klorofil yang mengandung karoten. Banyak terdapat di danau, kolam tetapi
sebagian ada juga yang hidup di laut. Beberapa contoh alga hijau yang sering
Anda jumpai di kolam sekitarmu antara lain:
1) Chlorophyta bersel
tunggal tidak bergerak
a) Chlorella
Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuh mikroskopis, bentuk bulat,
berkembangbiak dengan pembelahan sel. Peranannya bagi kehidupan manusia antara
lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga
dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik
dan bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan dimasukkan dalam
kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”. Pengembangannya saat ini di kolam-kolam
(contohnya di Pasuruan)
b) Chlorococcum
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat
telur, setiap sel memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk. Reproduksi dengan
membentuk zoospora (secara aseksual)
2) Chlorophyta bersel
tunggal dapat bergerak
a) Chlamidomonas
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat
gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan kloroplas. Pada kloroplas yang
bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik
mata) dan pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung.
Reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora dan
reproduksi seksual dengan konjugasi (perhatikan gambar
berikut ini).
3) Chlorophyta berbentuk
koloni tidak bergerak
Contohnya ialah Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam
air tawar dan koloninya berbentuk seperti jala. Ukuran cukup besar sehingga dapat
dilihat dengan mata telanjang. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan
fragmentasi. Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan
membentuk koloni baru. Sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.
4) Chlorophyta berbentuk koloni
dapat bergerak
Volvox merupakan contoh alga ini yang dapat ditemukan di
air tawar. Koloni berbentuk bola jumlah antara 500 - 5000 buah. Tiap sel
memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan
fragmentasi dan seksual dengan konjugasi sel-sel gamet.
5) Chlorophyta berbentuk
benang
Contoh dari ganggang ini adalah Spyrogyra. Ganggang ini
didapatkan di sekitar kita yaitu di perairan. Bentuk tubuh seperti benang,
dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi
vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi.
Selain itu contoh lain adalah Oedogonium.
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di dasar
perairan. Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah
zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi generatif adalah salah satu benang
membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan menghasilkan gamet jantan
(spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut
Oogonium
Ephitemia zebra sebagai contoh
dari diatome
Ganggang keemasan
(chrysophyta) merupakan alga yang hidup di air tawar dan ada yang hidup di air
laut. Tubuh ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Alga ini
digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu:
1)
Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil
(pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria.
Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak
bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic.
Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya
terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang
dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru.
2) Kelas alga keemasan
(Chrysophyceae)
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil.
Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya
Synura.
3) Kelas Diatom
(Bacillariophyceae)
Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal,
sawah, got atau parit. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan.
Tubuh ada yang uniseluler dan koloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan
yaitu kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca). Reproduksi secara aseksual yaitu
dengan cara membelah diri.
Contohnya: Navicula, Pannularia dan
Cyclotella.
·
Alga Api (Pyrrhophyta)
Peridinium sp.
Alga yang termasuk alga api ini disebut Dino Flagellata,
tubuh tersusun atas satu sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif.
Ciri yang utama bahwa di sebelah luar terdapat celah dan alur, masing-masing
mengandung satu flagel. Alga api berkembangbiak dengan membelah diri,
kebanyakan hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar.
Contohnya adalah Perodinium sp. Alga api yang
hidup di laut memiliki sifat fosforesensi yaitu memiliki fosfor yang
memancarkan cahaya
d. Euglenophyta
d. Euglenophyta
Euglena
viridis
Euglenophyta
adalah organisme bersel satu yang mirip hewan karena tidak berdinding sel dan
mempunyai alat gerak berupa flagel sehingga dapat bergerak bebas. Mirip
tumbuhan karena memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis. Hidup di air
tawar, dalam tanah dan tempat lembab, contohnya: Euglena.
Euglena
terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel oval memanjang, pada
mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk bergerak. Dekat mulut
terdapat bintik mata (stigma) yang gunanya untuk membedakan gelap dan terang.
Di dalam sitoplasmanya terdapat butir kloroplas yang berisi klorofil. Oleh
karena itu Euglena berwarna hijau. Contohnya Euglena viridis.
Euglena dapat
membuat makanan sendiri dengan cara fotosintesis dan juga dapat memakan zat-zat
organik. Karena Euglena mampu melakukan fotosintesis maka dikatakan hidup
secara fotoautotrof. Di samping itu dikatakan juga sebagai heterotrof karena
memakan bahan organik yang tersedia. Cara berkembang biak yaitu dengan membelah
diri yang disebut pembelahan biner.
Oschillatoria sp.
Crhooccocus sp.
Ganggang hijau
biru adalah organisme prokariotik dan karenanya tidak terikat membran organel.
Lebih erat kaitannya dengan bakteri daripada algae lain, mereka sering disebut
sebagai cyanobacteria. Mereka terjadi di laut, air tawar dan habitat darat.
Cyanophyta merupakan komponen penting dalam siklus nitrogen dan produsen.
Cyanophyta
[dalam bahasa Yunani, siano = biru-hijau, dan myx = lendir]: ini terjadi di
uniseluler, berserabut, dan bentuk-bentuk kolonial, dan sebagian besar tertutup
dalam sarung mucilaginous baik secara perorangan maupun di koloni. Sebagian
besar dari biru-hijau planktonic terdiri dari anggota Chroococcaceae keluarga
coccoid (misalnya, Anacystis = Microcystis, Gomphosphaeria = Coelosphaerium,
dan Coccochloris) dan keluarga berserabut Oscillatoriaceae, Nostocaceae, dan
Rivulariaceae (misalnya, Oscillatoria, Lyngbya, Aphanizomenon [3 -- 6 μm],
Anabaena)
Cyanobacteria
ditemukan di hampir semua habitat yang bisa dibayangkan, dari samudera ke air
tawar ke batu sampai tanah. Mereka bisa bersel tunggal atau koloni. Koloni
dapat membentuk filamen ataupun lembaran. Cyanobacteria termasuk uniselular,
koloni, dan bentuk filamen. Beberapa koloni filamen memiliki kemampuan untuk
berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang berbeda: sel vegetatif adalah yang
normal, sel fotosintesis pada kondisi lingkungan yang baik, dan tipe
heterokista yang berdinding tebal yang mengandung enzim nitrogenase. Setiap
individu sel umumnya memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan Gram negatif.
Cyanobacteria tidak memiliki flagela. Mereka bergerak dengan meluncur sepanjang
permukaan. Kebanyakan cyanobacteria ditemukan di air tawar, sedangkan lainnya
tinggal di lautan, terdapat di tanah lembab, atau bahkan kadang-kadang
melembabkan batuan di gurun. Beberapa bersimbiosis dengan lumut kerak,
tumbuhan, berbagai jenis protista, atau spons dan menyediakan energi bagi
inang.
1. Actinastrum hantzschii
Actinastrum hantzschii ( Perbesaran:
100X )
Klasifikasi
Divisi : Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Chlorococcales
Famili
: Scenedesmaceae
Genus : Actinastrum
Speseies : Actinastrum
hantzschii
(Toshihiko Wizuno, 1970)
Ciri-ciri:
- sel
dan koloni tanpa selabung gelatin yang mencolok
- sel
memanjang membentuk koloni 4,8, atau 16 memancar dari pusat
- tubuh
sel berbentuk silinder atau dalam bentuk gelondong panjang
- tersusun
secara radial dengan menempel satu sisi ke sisi lain
(Charles C. Davies, 1955)
2. Navicula laterostrata
Navicula laterostrata ( Perbesaran:
100X )
Klasifikasi
Division: Chrysophyta
Class : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Famili : Naviculaceae
Genus : Navicula
Species : Navicula laterostrata
(Toshihiko Wizuno, 1970)
Ciri-ciri:
- bentuk
memenjang simetri bilateral
- kedua
ujung mengecil dan menbulat
- ukuran sedang dengan bagian tengan membuncit
3. Pediastrum biwae
Pediastrum biwae (perbesaran 100x)
Klasifikasi
Division: Chlorophyta
Division: Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Hidrodictyaceae
Genus : Pediastrum
Species : Pediastrum biwae
(Toshihiko Wizuno, 1970)
Ciri-ciri
- sel
dan koloni tanpa selabung gelatin yang mencolok
- sel
membentuk seperti piring datar melingkar
- sel
tubuh dalam bentuk poligonal, dengan tanduk menyerupai tonjolan
(Charles C. Davies, 1955)
4. Scenedesmus ellipsoideus
Scenedesmus ellipsoideus (perbesaran 100X)
Klasifikasi
Divisi
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Order
: Chlorococcales
Family
: Scenedesmaceae
Genus
: Scenedesmus
Spesies
: Scenedesmus ellipsoideus
(Toshihiko Wizuno, 1970)
Ciri-ciri
- berwarna
hijau terang
- kosmopolitan
(air tawar, payau, asin)
- dinding
sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau
hemiselulosa
- memiliki
flagela dapat bergerak sedikit
- bentuk
flagel isokontae
- jumlah
dan letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral)
5. Crhoococcus dispersus
Crhoococcus dispersus (perbesaran 100x)
Klasifikasi
Division: Cyanophyta
Class : Cyanophytaceae
Ordo : Chroococcales
Famili : Chroococcaceae
Genus : Crhoococcus
Species : Crhoococcus dispersus
(Toshihiko Wizuno, 1970)
Division: Cyanophyta
Class : Cyanophytaceae
Ordo : Chroococcales
Famili : Chroococcaceae
Genus : Crhoococcus
Species : Crhoococcus dispersus
(Toshihiko Wizuno, 1970)
Ciri-ciri
- terdiri
dari satu sel atau koloni yang relatif kecil
- sel
sebagian besar semi bulat
- memiliki selubung yang biasanya terlihat jelas
6. Synedra flugens
Synedra
flugens (perbesaran 100X)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
: Fragilariophyceae
Order
: Fragilariales
Family
: Fragilariaceae
Genus :
Synedra
Species
: Synedra flugens
Ciri-ciri
- berbentuk memanjang seperti jarum
- Bisa hidup secara individu ataupun
koloni
- jika berkoloni, akan berkumpul pada
satu titik digumpalan lendir yang dikeluarkan dari pori-porinya
- spesies tertentu memiliki 2 tanduk
pendek atau duri yang menonjol tepat diatas katup pori-pori
- hidup di air tawar seperti danau atau waduk
7. Pinnularia braunii
Pinnularia braunii (perbesaran 100X)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
: Naviculales
Family
: Pinnulariaceae
Genus
: Pinnularia
Species
: Pinnularia braunii
Ciri-ciri
- Pinnularia termasuk organisme
uniseluler.
- Dinding sel tersusun atas zat pectic
pada kerangka silika yang kaku.
- Dinding mereka terdiri dari dua
bagian yang disebut katup (hipoteka dan epiteka)
- terdapat dua kloroplas hadir
di sepanjang sisi sel, dan mengandung klorofil a, c, beta-karoten dan
fucoxanthin pigmen.
Gomphonema olivaceum (perbesaran 100x)
(Sumber : dokumen pribadi)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
; Bacillariophyceae
Order
: Cymbellales
Family
: Gomphonemataceae
Genus
:
Gomphonema
Species
: Gomphonema olivaceum
Ciri-ciri
- Sel berbentuk baji dalam tampilan korset dengan pseudosepta terlihat
9. Eucoconeis sp
Eucoconeis sp (perbesaran 100X)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
:
Bacillariophyceae
Order
:
Achnanthales
Family
: Achnanthidiaceae
Genus
: Eucoconeis
Species
: Eucoconeis sp
Ciri-ciri
- Hidup soliter
- terdapat satu kloroplas ditengah
- Sel berbentuk elips, terdapat garis dengan tiang bulat atau bercotok dan mantel yang relatif dalam.
10. Nitzschia scalaris
Nitzschia scalaris (perbesaran 100X)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
:
Bacillariales
Family
:
Bacillariaceae
Genus
: Nitzschia
Species
: Nitzschia scalaris
Ciri-ciri
- Berbentuk seperti baling-baling
- Dapat menghasilkan jesenis racun
saraf yang dikenal dengan domoic
- Memiliki toleransi tinggi terhadap salinitas
11. Nitzschia
capitalia
Nitzschia capitalia
(perbesaran 100X)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
: Bacillariales
Family
: Bacillariaceae
Genus
: Nitzschia
Species
: Nitzschia capitalia
ciri-ciri
- Sel soliter
- Katup bilateral simetris
12. Ephitemia zebra
Ephitemia zebra (perbesaran 100X)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
: Rhopalodiales
Family
: Rhopalodiaceae
Genus
: Ephitemia
Species
: Ephitemia zebra
13. Mastogonia smithii
Mastogonia
smithii (perbesaran
100X)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
:Pennales
Family
:
Mastoginiceae
Genus
: Mastogonia
Species
: Mastogonia smithii
Ciri-ciri
- Organisme uniseluler
- bersifat kosmopolitan
- Dinding sel tersusun atas silikat dan karbon
14. Asterionella sp
Asterionella sp (perbesaran 100x)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
:
Bacillariophyceae
Order
:Pennales
Family
: Asterionellaceae
Genus
: Asterionella
Species
: Asterionella sp
ciri-
ciri
- dapat berfotosintesis
- berbentuk lingkaran menyerupai
bintang
15.
Achantes brevipes
Achantes
brevipes
(perbesaran 100x)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
:
Bacillariophyceae
Order
:
Achnanthales
Family
: Achnanthidiaceae
Genus
: Achantes
Species
: Achantes brevipes
Ciri-ciri
- Sel yang heterovalvar dan
tertekuk
- Hidup soliter (kadang-kadang membentuk rantai pendek)
16. Melosira italica
Melosira italica (perbesaran 100X)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
: Coscinodiscophycidae
Family
: Melosirales
Genus
: Melosira
Species
: Melosira italica
ciri-ciri
- - Sel berbentuk silinder
- - Katup datar dan ditutupi
dengan duri kecil atau butiran.
- - Diameter katup 4-24 µm dan ketinggian mantel adalah 9-20 µm.
17. Meridion circulare
Meridion circulare
(Sumber : www.sharkan.net)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
:
Fragilariales
Family
: Fragilariaceae
Genus
: Meridion
Species
: Meridion circulare
ciri-ciri
- Sel berbentuk seperti pemukul bola
(katup linear-clavate),
- Jika bergabung akan membentuk koloni yang berbentuk kipas. (westerndiatoms.colorado.edu)
18. Neidium affine
Neidium affine (perbesaran 100x)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
:
Bacillariophyceae
Order
: Naviculales
Family
: Neidiaceae
Genus
: Neidium
Species
: Neidium affine
Ciri-ciri :
Ciri-ciri :
- Katup linear elips, dengan panjang
82-110 µm.
(Sumber :craticula.ncl.ac.uk)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Plankton
merupakan makhluk ( tumbuhan atau hewan
) yang hidupnya, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan
renangnya terbatas sehingga mudah terbawa arus. Plankton berbeda dengan nekton
yang berupa hewan yang memiliki kemampuan aktif berenang bebas, tidak
tergantung pada arus air. Plankton memiliki banyak manfaat diperairan, seperti
untuk pakan ikan, Penambahan DO, penstabil kualitas air dan sebagainya.
3.2. Saran
Kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis menyadari tanpa ada saran dan perbaikan,
penulis tidak dapat mengkoreksi keberhasilan pembuatan makalah ini.